Sabtu, 27 September 2008

WaMu Bangkrut, Bank di Eropa dan Asia Waswas


Sabtu, 27 September 2008 | 00:30 WIB

New York, Jumat - Bank simpan pinjam terbesar di AS, Washington Mutual (WaMu), dibekukan. WaMu, yang berdiri tahun 1889 di Seattle, Washington, merupakan salah satu bank yang rugi akibat kucuran pinjaman ke sektor perumahan AS. Ini merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah perbankan AS.

WaMu ditutup setelah nasabah menarik dana besar-besaran sejak 15 September lalu atau sejak Lehman Brothers mengalami kebangkrutan. Penarikan dana mencapai 16,7 miliar dollar AS.

Ini adalah efek domino, yang umum terjadi pada saat krisis keuangan sedang pada puncaknya. Warga atau deposan yang gelisah mengamankan uangnya dengan menarik simpanan di bank yang belum bangkrut agar tak menjadi korban, seperti nasabah di bank lain.

Imbauan dan jaminan pun tak bisa menenangkan nasabah WaMu walau simpanan mereka dijamin oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). ”Dengan likuiditas yang tidak memadai untuk memenuhi kewajibannya, WaMu tidak aman dan tidak layak untuk berbisnis,” demikian disebutkan otoritas perbankan setempat. WaMu memiliki aset sekitar 307 miliar dollar AS dan 188 miliar dollar AS deposito.

Krisis kepercayaan berpotensi mengganggu perekonomian karena ketidakstabilan dan rusaknya kepercayaan investor untuk menanamkan dananya di sektor bisnis. Perusahaan raksasa di AS, General Electric Co, yang dipandang sebagai salah satu indikator ekonomi AS, sudah mengingatkan soal perolehan laba, dengan mengutip terjadi kelemahan permintaan dan akibat gejolak di pasar uang.

Harian Financial Times edisi 24 September memberitakan ada penarikan dana 100 miliar dari pasar modal AS.

Mengimbas

Krisis keuangan AS mengimbas ke Amsterdam (Belanda) dan Brussels (Belgia), di mana Fortis NV, jasa keuangan Belanda-Belgia, harus menepis rumor. Bank Sentral Belanda telah memerintahkan bank pesaing Fortis untuk mendukung pendanaan bank tersebut. Fortis, yang juga terjebak pinjaman pada perumahan AS, mengalami penurunan harga saham 21 persen, terendah dalam 14 tahun terakhir.

Perusahaan asuransi terbesar kedua di China, Ping An Insurance, pemilik 5 persen saham Fortis, juga mengalami penurunan harga saham 8,7 persen karena dililit rumor.

Di Hongkong, ratusan nasabah mengantre menarik dana dari Bank of East Asia Ltd. Bank ini juga diterpa rumor terkait kemacetan kredit di sektor perumahan AS.

Otoritas China mengeluarkan pernyataan, yang bertujuan meredakan pasar, nasabah, dan investor. Hal ini terkait dengan beredarnya rumor bahwa otoritas China telah memerintahkan bank-bank besar China agar tidak lagi memberikan pinjaman kepada JP Morgan.

Bursa anjlok

Jatuhnya WaMu seakan menjadi pembenaran bahwa krisis finansial ini semakin memburuk. Akibatnya, pasar saham di Asia, Eropa, dan AS, anjlok lagi. Belum jelasnya nasib rancangan penyelamatan yang diajukan oleh pemerintahan Bush juga menambah suram pasar finansial di seluruh penjuru dunia.

Krisis kepercayaan telah merepotkan lembaga keuangan. Untuk mengatasi kekeringan likuiditas di perbankan, bank-bank sentral di beberapa negara menambah pasokan likuiditas ke sektor perbankan.

Swiss National Bank, misalnya, menawarkan 9 miliar dollar AS dalam bentuk dollar AS selama satu pekan ke depan.

European Central Bank juga menawarkan dana ke perbankan sebesar 35 miliar dollar AS, Bank of England menyediakan 30 miliar dollar AS. Reserve Bank of Australia (RBA) melakukan intervensi pertama di pasar dengan menyediakan dana sebesar 10 miliar dollar AS. Departemen Keuangan Korea Selatan menyatakan akan menyuntikkan dana sebesar 10 miliar dollar AS ke pasar swap lokal.

Sementara itu, data yang dikeluarkan Kamis lalu menunjukkan bahwa institusi keuangan AS telah meminjam dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) sebesar 188 miliar dollar AS per hari dalam satu pekan lalu, empat kali lebih besar daripada biasanya. (AP/AFP/Reuters/joe)

Tidak ada komentar: