Selasa, 02 September 2008

LNG Tangguh 1

Potensi Rugi Rp 750 Triliun, Harga Gas Tangguh Harus Tinggi
 Laporan Wartawan Kompas Suhartono

BANDUNG, JUMAT - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyatakan, tim renegosiasi yang telah dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki target mengubah kontrak LNG Tangguh di Provinsi Papua, khususnya terhadap harga jual gas alam yang harus lebih tinggi dari harga jual sebelumnya dalam kotrak LNG yang diteken tahun 2002.

Demikian disampaikan Wapres Kall menjawab pers, seusai mendengarkan paparan dan meninjau lokasi pabrik PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8) sore. "Pokoknya, yang penting, tim harus ada (membuat) perubahan, terutama harga jual gasnya harus lebih tinggi dari harga jual sekarang ini," ujar Wapres Kalla.

Tentang harga yang diharapkan dalam renegosiasi Tangguh, Wapres Kalla tak mau mengungkapkan. "Formula ada, tetapi kita tidak akan sampaikan. Masa apa yang akan dirundikan dibeberkan sebelum perundingan," tambah Wapres Kalla.

Dalam kesempatan itu, Wapres Kalla mengoreksi angka potensi kerugian dari kontrak LNG Tangguh yang kemarin disampaikan saat di Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta." Potensi kerugiannya dengan harga jual gas alam 3,8 dollar AS yang dikalikan 25 tahun, bukan Rp 75 triliun, akan tetapi 75 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 750 triliun dari yang disampaikan kemarin," lanjut Wapres Kalla.




Tidak ada komentar: