Sabtu, 25 Oktober 2008

Asem dan Krisis Global

Harapan besar bakal adanya terobosan penting dalam upaya mengatasi krisis finansial global digantungkan pada pundak para pemimpin Asia-Eropa.

Perhatian dunia terhadap Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Eropa (Asem) di Beijing, China, sekarang ini sangat besar. Itu karena forum ini merupakan forum akbar pertama yang melibatkan banyak negara maju dan berkembang pemain ekonomi penting dunia, sebelum KTT G-20 yang direncanakan dilaksanakan di Washington pertengahan November.

Seperti ditekankan oleh sejumlah pemimpin negara peserta Asem, semangat dari pertemuan ini adalah upaya bersama global untuk mengatasi krisis global. Salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu sekarang ini adalah respons negara-negara Asia, terutama China.

Desakan pada China dan Asia untuk berperan lebih besar dalam upaya mengatasi krisis global sangat kuat.

Sebagai kawasan ekonomi paling dinamis yang menguasai sepertiga cadangan devisa dunia dan relatif tak terpengaruh krisis global, tidak mungkin persoalan ekonomi global sekarang ini bisa diselesaikan tanpa melibatkan Asia. Terutama China dengan cadangan devisa yang kini 1,9 triliun dollar AS.

Karena itu, pada akhir pertemuan, diharapkan ada langkah aksi dan terobosan besar untuk memperkuat koordinasi dan respons global terhadap krisis. Di antara gagasan yang muncul adalah pembentukan joint trust fund atau yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempercepat pembentukan dana siaga yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu oleh negara yang mengalami kesulitan finansial.

KTT ini tampaknya juga akan dimanfaatkan para pemimpin Eropa untuk mendapatkan dukungan Asia dalam menghadapi AS pada KTT G-20, terkait gagasan reformasi sistem finansial global, termasuk keinginan menghidupkan kembali sistem Bretton Woods.

Bagi Asia sendiri, ini pertemuan pertama pemimpin negara sejak krisis finansial merebak di AS, sehingga menjadi momentum penting untuk kembali mengonsolidasikan kekuatan dalam upaya memperkuat benteng sistem ekonomi menghadapi dampak krisis global.

Krisis global sendiri membuka peluang bagi Asem sebagai forum yang mewadahi 43 negara yang mewakili separuh PDB dunia, 60 persen penduduk dunia, dan 60 persen perdagangan global, untuk memperkuat pengaruh di tengah perubahan konstelasi geopolitis dan ekonomi dunia. Terutama dengan posisi AS yang kini bukan hanya tidak bisa diharapkan jadi motor, tetapi justru jadi sumber dari masalah yang dihadapi ekonomi global dewasa ini.

Tidak ada komentar: