Minggu, 12 Oktober 2008

Bank Atur Strategi Hadapi Krisis Keuangan

Bank Atur Strategi Hadapi Krisis Keuangan
Jumat, 10 Oktober 2008 | 01:56 WIB

Jakarta, Kompas - Perbankan nasional untuk sementara mengabaikan rencana kerja yang disusun pada awal tahun. Kondisi keuangan global dan domestik yang terus memburuk memaksa perbankan melakukan konsolidasi internal dan menyusun strategi agar potensi kerugian bisa diminimalkan.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, Kamis (9/10) di Jakarta, menjelaskan, dalam situasi seperti sekarang, perbankan perlu mempertajam analisis risiko, baik menyangkut penempatan langsung maupun penempatan pada surat-surat berharga milik bank-bank di AS. Hal ini terkait jatuhnya nilai surat berharga akibat aksi jual besar-besaran.

”Selain itu, bank perlu melakukan klasifikasi tingkat risiko debitor valas yang mengekspor produknya ke AS atau negara lain, yang berpotensi terpengaruh penurunan ekonomi AS,” kata Sigit.

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo menjelaskan, pihaknya saat ini meningkatkan perhatian pada masalah likuiditas dan potensi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

Kejatuhan perusahaan-perusahaan investasi raksasa di AS telah menyebabkan terjadinya kekeringan likuiditas global. Bank yang memiliki likuiditas enggan meminjamkan kepada pihak lain karena khawatir macet.

NPL berpotensi meningkat seiring perlambatan ekonomi dan banyaknya korporasi yang menderita kerugian.

Menurut Wakil Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, BCA menyiapkan sejumlah strategi, antara lain selektif menyalurkan kredit, menghindari pembiay>w 9638mw 9738m<

Penyaluran kredit, lanjut Jahja, diutamakan bagi pelaku bisnis yang berpengalaman dan memiliki jaminan yang solid.

Adapun Bank Mandiri, menurut Direktur Bank Mandiri Sentot A Sentausa, selain fokus pada likuiditas dan meninjau ulang semua portofolio, pihaknya juga menyusun rencana aksi untuk skenario terburuk.

Ekonom BRI Djoko Retnadi menyarankan agar perbankan tidak fokus menghimpun dana melalui deposito karena sifatnya rentan ditarik.

”Bank juga harus menyetop kredit jangka panjang. Lebih baik fokus pada kredit modal kerja dan meningkatkan monitoring kredit untuk mencegah terjadinya NPL,” kata Djoko.

Untuk menjaga margin keuntungan, Djoko juga mengusulkan agar perbankan menaikkan suku bunga kredit.

Jauhi

Pengamat perbankan Dradjad Wibowo menyarankan perbankan untuk sementara menjauhi sektor perkebunan, pertambangan, dan properti untuk menghindari NPL. Korporasi yang bergerak di sektor-sektor tersebut dinilai berpotensi merugi akibat penurunan harga komoditas yang tajam belakangan ini.

>w 9438mw 9738m

Tidak ada komentar: