Sabtu, 25 Oktober 2008

Asia Galang Dana "Swap"

.
China Serukan Segera Atasi Krisis Keuangan
Sabtu, 25 Oktober 2008 | 00:21 WIB

Beijing, Jumat - Negara-negara di Asia berkomitmen membentuk dana bersama sejumlah 80 miliar dollar AS. Dana ini akan digunakan untuk skema swap multilateral baru yang dimulai pada pertengahan tahun 2009. Langkah ini bagian optimisme pemimpin Asia dan Eropa mengatasi krisis finansial yang sedang terjadi.

Pembentukan dana ”swap” ini dicapai oleh 13 negara Asia yakni 10 negara anggota ASEAN dan tiga negara lain yakni China, Jepang dan Korea Selatan. Pembentukan ini dicapai disela-sela Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) ke-7 yang berlangsung di Beijing, China, mulai Jumat (24/10). Kelompok 13 negara ini juga sering dikenal dengan ASEAN plus-3.

Para pemimpin ASEAN Plus-3 ini bertemu pada pagi hari sebelum pertemuan pertemuan para pemimpin Asia-Eropa dibuka Presiden China, Hu Jintao.

”Para pemimpin dalam pertemuan itu sepakat untuk melaksanakan pertemuan para menteri luar negeri dan gubernur bank sentral sebelum Desember. Pertemuan ASEAN Plus-3 itu akan membahas langkah lebih rinci dalam kerangka kerja sama di kawasan. Mereka juga berbagi pengalaman untuk memperluas sistem swap untuk mempersiapkan diri atas berbagai krisis finansial serta membangun pasar obligasi Asia,” demikian pernyataan Kantor Kepresiden Korea Selatan di Beijing, Jumat (24/10).

Fasilitas swap multilateral memungkinkan bank sentral negara anggota menarik pinjaman jangka pendek melalui mekanisme swap mata uang domestik terhadap dollar AS, euro atau yen Jepang. Pengertian ”swap” yakni pertukaran suatu valuta dengan valuta lainnya atas dasar kurs yang disepakati. Langkah ini untuk mengantisipasi pergerakan nilai tukar valuta pada masa yang akan datang. Biasanya dana itu antara lain bisa digunakan untuk menjaga nilai tukar mata uang suatu negara, menjaga level cadangan devisa yang aman.

Skema multilateral ini akan menggantikan swap mata uang yang saat ini sudah ada yaitu Inisiatif Chiang Mai. Dalam kepakatan baru itu Korea Selatan, China dan Jepang setuju menyediakan 80 persen dari total dana atau 64 miliar dollar AS. Sedangkan 10 negara ASEAN menanggung sisanya. Mereka tengah membicarakan rasio kontribusi masing-masing negara dan bagaimana mengaturnya.

ASEAN plus-3 juga sepakat membangun pasar obligasi. Hal itu dilakukan dengan cara memperkuat mekanisme penyelesaian transaksi di pasar obligasi. Negara-negara di kawasan Asia berjuang keras untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembeli surat utang mereka dari negara-negara Barat. ”Kami merencanakan dengan mitra kami di Asia Timur untuk meluncurkan dana itu secepatnya,” ujar Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei.

Kesepakatan ASEAN Plus-3 ini merupakan bagian dari ”arisan” Asia guna menbantu mengatasi krisis keuangan yang kini melanda AS dan Eropa. Krisis keuangan ini bakal membuat pertumbuhan ekonomi di AS dan kawasan Eropa merosot, dan akan berpengaruh apda ekspor dari Asia ke sana,

Upaya penyelamatan krisis juga telah dilakukan kawasan lain. Di antaranya, paket penyelamatan 700 miliar dollar AS oleh AS, 691 miliar dollar AS oleh Inggris, 680 miliar dollar AS oleh Jerman, 544 miliar dollar AS oleh Irlandia, 492 miliar dollar AS oleh Perancis. Juga kesepakatan aksi bersama oleh Uni Eropa.

Segera atasi krisis

Pada pembukaan Pertemuan Asem ke-7 yang dihadiri pemimpin 27 negara Uni Eropa dan 16 negara Asia, Presiden China Hu Jintao mengatakan perlunya langkah segera mengatasi krisis. ”Untuk sehatnya perekonomian China, maka penting bagi stabilitas finansial global dan pembangunan ekonomi,” kata Hu.

Uni Eropa pada pertemuan itu meminta Asia untuk memainkan peranan lebih besar dalam pertemuan dengan Presiden AS George W Bush, untuk membantu mereformasi finansial global. Langkah ini untuk mengatasi ketidakseimbangan global yang merupakan akar dari krisis ini.

Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan, reformasi itu harus difokuskan pada pasar yang lebih transparan, skema kompensasi baru bagi institusi finansial, pengawasan lebih ketat dan eratnya kerja sama internasional.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang kini gilirannya menjadi presiden Uni Eropa mengharapkan Asia dan Eropa dapat memiliki kerangka pikir yang sama dalam pertemuan di Washington, AS, bulan November.

”Eropa sangat berharap Asia akan mendukung upaya kami. Kami akan meyakinkan bahwa pada 15 November nanti, kita dapat bersama-sama menghadapi dunia dan mengatakan bahwa penyebab krisis yang sangat tidak terduga ini tidak boleh dibiarkan terjadi lagi,” kata Sarkozy.

Terus turun

Harga saham di seluruh bursa saham dunia masih terus melorot selama tiga hari ini. Harga saham mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Pasar saham Eropa melemah hingga lebih dari 8 persen. Indeks Nikkei Jepang melemah hampir 10 persen, terendah dalam 5,5 tahun ini.

Nilai euro merosot ke level terendah dalam dua tahun terakhir dengan kurs 1,25 dollar AS. Dollar juga anjlok menjadi 95 yen Jepang, posisi terendah dalam 13 tahun ini.(AP/AFP/Reuters/joe)

Tidak ada komentar: