Senin, 20 Oktober 2008

Longgarkan Kredit bagi Koperasi


Bank Lebih Hati-hati dan Selektif
Senin, 20 Oktober 2008 | 01:10 WIB

Jakarta, Kompas - Walaupun tidak mendapat intervensi khusus dari pemerintah, seperti pasar saham dan perbankan, kegiatan bisnis koperasi simpan pinjam (KSP) dan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) tetap berjalan di tengah krisis keuangan global. Perbankan hendaknya tetap melonggarkan kredit kepada KSP/KJKS.

Deputi Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharam mengemukakan hal itu di Jakarta, Sabtu (18/10).

Agus menjelaskan, krisis keuangan global berdampak langsung pada bursa dan perbankan. Adapun dampak tak langsungnya akan menyentuh sektor riil, KSP, KJKS, dan lembaga keuangan mikro (LKM), meski tidak signifikan.

Menurut Agus, bisnis KSP dan LKM tetap berjalan. Tak ada peningkatan suku bunga, tidak ada penjadwalan ulang (reschedulling) pinjaman yang macet, dan tidak ada pula penarikan uang dalam jumlah besar (rush).

Agus menambahkan, selama ini intervensi terhadap KSP, KJKS, dan LKM tak pernah dilakukan. Namun kenyataannya, lembaga-lembaga itulah yang bisa menggerakkan pasar bebas. Merekalah yang melakukan intervensi pasar paling baik.

Padahal, menurut Agus, jika dicermati lebih jauh, penjaminan bagi nasabah koperasi tidak ada sama sekali. Intervensi yang dilakukan pemerintah tahun 2000- 2007 dilakukan melalui dana bergulir dengan total nilai Rp 3,5 triliun. Adapun krisis finansial global sekarang bisa dengan sesaat membuat Bank Indonesia langsung mengintervensi pasar sebesar Rp 4 triliun.

”Karena itulah, perlindungan terhadap koperasi dan LKM sangat diperlukan. Koperasi yang mengikuti program linkage haruslah dilindungi agar penyaluran kredit tidak terlampau diperketat,” ujar Agus.

Dalam program linkage, koperasi (KSP dan KJKS) minta bantuan permodalan atau kredit kepada perbankan. Lewat program ini, bank otomatis mendapat nasabah.

Ekonom BRI, Djoko Retnadi, mengatakan, gejolak pasar keuangan yang terjadi saat ini secara otomatis memang akan membuat penyaluran kredit mengalami kontraksi. Bank akan menyalurkan kredit lebih berhati-hati dan selektif.

Bank akan mengerem penyaluran kredit, terutama pada proyek-proyek jangka panjang, kredit valuta asing, dan kredit konsumsi. Penyaluran kredit ke sektor mikro dan kecil, baik langsung ataupun melalui program linkage, diperkirakan tetap tumbuh. (OSA/FAJ)

Tidak ada komentar: