Senin, 27 Oktober 2008

Menghadapi Resesi Ekonomi Dunia

Analisis
Oleh: Umar Juoro

Hampir dapat dipastikan, perekonomian AS dan dunia pada umumnya akan mengalami resesi sebagai akibat berkelanjutan dari krisis finansial AS yang dipicu oleh permasalahan KPR berkualitas rendah (subrpime mortgage). Resesi didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua triwulan berturut-turut. Krisis ekonomi AS diperarah oleh kompleksnya transaksi keuangan derivatif serta melemahnya kepercayaan antarlembaga keuangan dan antarlembaga keuangan dengan nasabahnya.

Akibatnya, terjadi pengetatan kredit (Icredit crunch) yang mempersulit perbankan, perusahaan, dan bahkan rumah tangga untuk mendapatkan dana pinjaman. Bagi lembaga keuangan yang mempunyai dana cukup, tidak bersedia memberikan pinjaman karena khawatir tidak akan dapat dikembalikan. Akibatnya, bukan hanya sektor keuangan, tetapi sektor riil dan rumah tangga terpengaruh oleh krisis tersebut. Karena itu, kecenderungannya adalah baik institusi maupun perorangan mengalihkan dananya dalam bentuk tunai atau surat berharga Pemerintah AS yang dianggap aman atau emas. Hal ini menyebabkan semakin menguatnya nilai dolar AS sekalipun fundamental ekonominya melemah.

Krisis ekonomi tersebut meluas ke Eropa dan juga berpengaruh ke Asia, termasuk Indonesia. Menghadapi krisis ini, dapat dikatakan tidak ada ideologi lagi, bahkan bagi pemerintahan yang memuja pasar bebas, seperti di AS yang diikuti oleh Jerman, Inggris, dan Prancis serta negara lain dengan melakukan intervensi besar-besaran dalam bentuk bantuan likuiditas, menyuntikkan modal, dan mengambil alih bank yang bermasalah. Langkah ini pun masih belum mencukupi sebagaimana yang terlihat dari terus melemahnya indeks pasar modal di AS, Eropa, dan Asia, bahkan menular ke Indonesia. Permasalahan psikologis pelaku ekonomi yang cenderung panik, tidak percaya kepada lembaga keuangan formal, menyulitkan penyelesaian permasalahan dengan cara-cara konvensional.

Pengaruh yang dialami Indonesia sangat terasa pada pasar modal yang indeksnya mengalami penurunan sekitar 45 persen sejak awal tahun. Dengan keluarnya pemodal asing dari pasar modal Indonesia, nilai rupiah pun mengalami pelemahan sekitar 8 persen sejak awal tahun dan melampaui batas psikologis Rp 10.000. Pelemahan nilai rupiah ini sebenarya tidak seburuk yang dialami negara lain. Dengan resesi ekonomi dunia, ekspor juga akan mengalami penurunan, demikian pula investasi. Harga komoditas yang merupakan ekspor utama Indonesia, seperti CPO dan batu bara, mengalami penurunan. Demikian pula, investasi yang bahkan sudah disepakati akan mengalami penundaan.

Kegiatan ekonomi domestik sangat dipengaruhi oleh keadaan perbankan nasional. Sebenarnya, perbankan Indonesia pada umumnya adalah sehat, baik dilihat dari profitabilitas, dana, maupun kecukupan modal. Namun, ketatnya likuiditas seiring dengan tumbuh tingginya kredit perbankan memberikan gangguan terhadap sistem perbankan. Pertumbuhan kredit terlampau tinggi melebihi 30 persen yang tidak sejalan dengan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan memberikan jaminan asuransi bagi deposito sampai dengan Rp 2 miliar dengan bunga 10 persen yang telah mencakup sekitar 60 persen dari total dana di perbankan. BI juga telah memberikan berbagai fasilitas, seperti repo (penggadaian surat utang negara kepada BI untuk mendapatkan dana), menurunkan Giro Wajib Minimun, dan beberapa langkah lainnya.

Namun langkah-langkah tersebut masih belum efektif mengurangi ketatnya likuiditas perbankan. Tambahan lagi perbankan cenderung tidak memberikan kredit baru, dan memnita kolateral yang lebih besar, termasuk dalam penerbitan LC untuk eksportir dan importir. Apalagi, negara tetangga Singapura dan Malaysia telah memberikan perlindungan sepenuhya kepada deposito perbankan. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya krisis perbankan yang akan merusak perekonomian seperti pada 1998, sudah saatnya pemerintah memberikan jaminan deposito secara menyeluruh terhadap dana di perbankan. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan kepastian kepada perbankan dan nasabahnya.

Karena, kemungkinan krisis perbankan dari sisi internal relatif kecil maka risiko pemberian jaminan penuh terhadap deposito ini dapat dikendalikan. Langkah ini juga akan mengurangi persaingan tidak sehat antarperbankan untuk menghimpun deposito dan mempertahankan kepercayaan sesama perbankan.Permasalahan yang semestinya bisa diselsaikan secara bisnis rasional, seperti Bank Indover dan kewajiban Bumi Resources, harus dilakukan segera. Jangan sampai permasalahan ini memberikan alasan tambahan bagi investor untuk semakin menekan pasar modal dan nilai rupiah.

Tentu saja tidak fair jika pemerintah tidak mengembangkan kebijakan untuk mendukung sektor riil dan kepada masyarakat terutama yang rentan terhadap kehilangan kesempatan kerja. Karena, kebijakan itu akan membantu sektor riil yang terpukul, terutama petani penghasil komoditas seperti kelapa sawit, pertanian pangan yang mempekerjakan banyak tenaga kerja, serta industri manufaktur yang belakangan ini semakin tertekan. Pengembangan ekonomi dalam negeri, antara lain dengan subsitusi produk impor, akan menurunkan tekanan pada nilai rupiah dan membuka peluang yang lebih besar di dalam negeri. Selanjutnya, perekonomian Indonesia dapat lebih siap mengambil manfaat pada saat perekonomian dunia pulih kembali.

(-)

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut