Sabtu, 25 Oktober 2008

Pasar Modal


Harga Saham di Bursa Efek Indonesia ke Titik Terendah
Sabtu, 25 Oktober 2008 | 00:58 WIB

Jakarta, Kompas - Pasar modal Indonesia kembali terpukul menyusul memburuknya kondisi bursa regional.

Tingginya kekhawatiran terhadap dampak krisis keuangan di Amerika Serikat mendorong investor melepas saham-sahamnya dengan harga murah.

Harga sejumlah saham unggulan akhirnya mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/10), indeks harga saham gabungan anjlok 92,390 poin atau 6,91 persen menjadi 1.244,864. Ini merupakan posisi terendah IHSG sejak Juni 2006.

Adapun Indeks LQ-45 turun 8,2 persen menjadi 234,533 dan Indeks Kompas100 turun 8,02 persen menjadi 293,08. Dari 214 saham yang diperdagangkan, hanya 16 saham yang mengalami kenaikan harga. Sementara sisanya, 29 saham, harganya tetap dan 169 saham lainnya turun.

Sebanyak 52 saham mengalami penurunan harga hampir atau telah mencapai 10 persen sehingga terkena penolakan otomatis (auto rejection) batas bawah. Saham-saham yang terkena penolakan otomatis batas bawah ini mulai dari ”saham tidur” sampai saham-saham unggulan, termasuk saham-saham BUMN yang dipagari dengan program pembelian kembali (buy back).

Dalamnya kejatuhan indeks saham di BEI kemarin mengakibatkan sejumlah saham unggulan mencapai titik terendah dalam 2-3 tahun terakhir. Beberapa di antaranya adalah saham Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) menjadi Rp 4.600, Bank Mandiri (BMRI) menjadi Rp 1.480, PP London Sumatera (LSIP) menjadi Rp 1.650, dan Sampoerna Agro (SGRO) menjadi Rp 960. (REI)

Tidak ada komentar: