Minggu, 05 Oktober 2008

DAMPAK KRISIS KEUANGAN


Posisi AS sebagai "Superpower" Terancam Punah
Sabtu, 4 Oktober 2008 | 03:00 WIB

ST LOUIS, Kamis - Krisis keuangan tidak hanya merontokkan korporasi keuangan AS. Krisis tersebut juga kini mengancam kesinambungan pemberian pinjaman oleh AS kepada sejumlah negara. Setidaknya, demikian dikatakan calon wakil presiden dari Demokrat, Joe Biden, dalam debat dengan calon wakil presiden dari Republik, Sarah Palin, di St Louis, Kamis (2/10).

”Satu hal yang akan kita lakukan adalah penurunan komitmen untuk meningkatkan bantuan luar negeri,” kata Biden.

Harian The Philadelphia Inquirer edisi 30 September, lebih jauh lagi, menurunkan tulisan berjudul ”US Crisis Puts Global Standing in Peril”. Krisis keuangan tidak saja menguras kantong, menyebabkan pekerjaan hilang, dan dana pensiunan lenyap. Krisis keuangan juga akan berdampak negatif pada kepemimpinan AS di dunia.

Harian itu menyebutkan, sejak akhir Perang Dingin, AS menjadi kekuatan militer terbesar di dunia. AS juga menjadi kekuatan ekonomi terbesar dan New York adalah pusat keuangan paling berpengaruh di dunia. Demikian pula dollar AS memiliki status sebagai alat tukar internasional. Semua posisi itu kini terancam. Disebutkan, ini adalah buah dari kegagalan Presiden AS George W Bush mencegah kehancuran sektor keuangan sejak dini.

Lebih parah dari Irak

Daya rusak krisis keuangan lebih dahsyat daripada invasi ke Irak. Khusus soal dollar AS, kata Sebastian Mallaby dari Council on Foreign Relations, kini sudah mulai ditinggalkan. Peralihan posisi dollar AS sebagai alat tukar internasional secara perlahan kemungkinan akan terjadi.

Krisis keuangan memenggal kedigdayaan AS dalam skala yang lebih luas. Citra AS sebagai negara dengan institusi kukuh juga memudar dalam pandangan internasional, atau yang terjadi bukan lagi sekadar punahnya peran dollar AS.

Lebih jauh lagi, Washington telah menjadi sumber malapetaka yang juga menggegerkan dunia. ”Jelas, ini adalah sebuah hal mengejutkan dan juga menggoyahkan posisi AS di dunia,” kata mantan pejabat Departemen Keuangan AS, Brad Setser. ”Krisis ini mengubah persepsi dunia soal AS dan juga merusak kredibilitas AS,” lanjutnya.

Kemarahan dan kebencian dunia kepada AS sudah diutarakan dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, pekan lalu, di mana para pemimpin dunia mencerca krisis keuangan AS penyebab kerusakan di seantero dunia.

Para pemimpin dunia jengkel karena krisis keuangan di AS telah pula mengancam kesinambungan pembangunan ekonomi di sejumlah negara. Bahkan, sekutu AS pun turut mengkritik sistem di AS. Kanselir Jerman Angela Merkel sudah mendesak AS dan Inggris tahun lalu agar sektor keuangan global yang didominasi AS dan Inggris diatur. ”Kita harus melakukan apa yang seharusnya kita lakukan,” kata Merkel kepada harian Jerman, Munchner Merkur.

Hal ini makin merusak reputasi AS, ditambah lagi kerusakan reputasi yang sudah terjadi akibat invasi ke Irak.

Kehancuran sektor keuangan AS juga telah merusak reputasi AS sebagai model pembangunan dan demokrasi, yang kini sudah ditantang China dan negara-nagara kaya lainnya di dunia. (REUTERS/AP/AFP/MON)

2 komentar:

Twelverd_Cyn'ZZ mengatakan...

Menurut saya seharusnya AS tidak egoisssss melainkan maw bekerjasama dengan negara-negara yang laennya .

Twelverd_Cyn'ZZ mengatakan...

Jg gtu dunk AS <<<<