Rabu, 29 Oktober 2008

Keadaan Bisa Berubah


Isu Ekonomi Menjadi Topik Kampanye Terakhir

AP photo/Stephan Savoia / Kompas Images
Calon presiden AS dari Partai Republik, John McCain, dan istrinya, Cindy, disambut pendukungnya saat berkampanye di Dayton, Ohio, Senin (27/10). Pemilu presiden AS berlangsung 4 November.
Rabu, 29 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Oleh Simon Saragih

Boston, Kompas - Sepekan menjelang pemilu presiden AS, 4 November, perang di antara para kandidat makin panas. Aksi saling serang makin gencar. Jajak pendapat terus mengunggulkan Barack Obama. Namun, kubu Demokrat tidak mau berpuas diri dan kubu Republik berharap masih bisa mengubah keadaan.

”Dalam sepekan ini kita bisa berharap sejarah akan tercipta,” ujar Obama dalam kampanye di St Davids, Pennsylvania, Senin (27/10). Jika Obama menang, jelas hal itu akan menambah catatan baru bahwa seorang kulit hitam pertama kali menjadi presiden, menambah catatan yang sudah muncul bahwa seorang kulit hitam telah pernah menjadi calon presiden di AS.

Untuk memperkuat kampanyenya, Obama mengatakan dalam 21 bulan terakhir, ”Kita tetap tidak bisa melihat John McCain yang berbeda secara total dari Presiden George W Bush.” Hal ini dia utarakan untuk menepis pesan McCain bahwa dia akan membawa perubahan dan dia bukan orangnya George W Bush.

Persepsi bahwa McCain sama saja dengan Bush telah membuat pamor McCain tidak populer. Kecuali di kalangan kelompok sayap kanan yang mengagungkan supremasi kulit putih.

Untuk mengatasi kelemahan, yang oleh McCain sendiri memang diakui sedang sulit, McCain menekan Obama. ”Obama adalah agen redistribusi kekayaan dan akan mengorek kantong Anda dengan rencana peningkatan pajaknya,” kata McCain.

”Jika dia agen redistribusi kemakmuran, maka saya berjuang untuk menjadi presiden,” kata McCain di Canton, Ohio.

McCain mengakui, setidaknya Kongres AS diperkirakan berada dalam genggaman Demokrat.

Menambah tekanan kepada Obama, calon wakil presiden Republik, Sarah Palin, mengatakan, ”Pajak yang dicanangkan Obama akan membebani pekerja keras. Ini terkesan sebagai sosialis.”

Palin kembali menekankan soal siapa jati diri Obama, sesuatu yang harus dijelaskan sebelum warga memiliki informasi yang jelas soal Obama. Palin mengasosiasikan Obama dengan teroris AS tahun 1960-an, Bill Ayers.

Isu ekonomi

Isu ekonomi kini menjadi faktor paling menentukan dalam pemilu AS. Krisis keuangan, yang dipicu keserakahan Wall Street, telah membangkrutkan sejumlah korporasi. Para eksekutif berbisnis tanpa mengindahkan risiko. Namun, di sisi lain, para eksekutif memperkaya diri dengan program bonus besar-besaran.

Di dalam negeri, Presiden Bush mengurangi pajak korporasi yang menurunkan penerimaan pemerintah. Defisit anggaran pemerintah sekitar 415 miliar dollar AS. Liberalisasi perdagangan telah membuat AS kemasukan impor lebih banyak daripada ekspor AS. Hal ini diperburuk dengan anggaran perang AS yang meningkatkan defisit anggaran pemerintah serta potensi utang luar negeri AS yang akan mencapai 11,8 triliun dollar AS. Kini warga AS sedang diharubirukan oleh kegagalan bayar cicilan rumah.

Obama akan meningkatkan pajak korporasi, tetapi menurunkan pajak untuk 95 persen warga. Ini bertujuan mendorong redistribusi pendapatan, satu hal yang disetujui para ekonom AS. Ekonomi AS sepanjang dekade 2000- an ditandai dengan keadaan di mana warga kaya makin kaya dan kaum papa makin miskin. Obama juga berjanji membawa ”sebuah harapan”.

Di sisi lain, calon wakil presiden Demokrat, Joe Biden, di Greenville, North Carolina, mengatakan, ”McCain bukanlah orang yang akan membawa perubahan. Jika McCain mengatakan dirinya sebagai pembawa perubahan, ini jelas tidak pas.”

Secara keseluruhan, komentar media dan televisi di AS menjagokan Obama. Steve Forbes, pebisnis dan pemilik majalah Forbes, mengatakan Obama tampaknya akan menang. Televisi CNN memberitakan bahwa Obama tampil lebih pas dan setiap kalimat yang dia utarakan memunculkan antusiasme. Televisi ABC juga memunculkan komentar George Stephanopoulos bahwa antusiasme warga AS kepada Obama.

Prediksi CNN terbaru menunjukkan Obama akan meraih 277 suara dan McCain 174 suara. Masih ada suara lain dari total 538 suara yang berpotensi diperebutkan. Seorang calon presiden harus meraih minimal 1.270 suara untuk bisa menjadi presiden.

Meski demikian, kubu Obama menekankan bahwa hasil jajak pendapat tidak akan membuat Demokrat berpuas diri. ”Dari sisi Obama, jajak pendapat tidak akan dijadikan sebagai alasan untuk berpuas diri. Kami tetap dengan pesan untuk perubahan dan terus dilanjutkan dalam sepekan mendatang,” kata Michelle Obama, istri Obama, di NBC, dalam program The Tonight Show yang dibawakan Jay Leno.

Tidak ada komentar: