Minggu, 05 Oktober 2008

KORBAN KRISIS USA


1.000 Sekolah Tak Lagi Mendapat Santunan

Getty Images/Bill Pugliano / Kompas Images
Kegiatan perakitan mobil di pabrik mobil Ford di Detroit, Michigan, AS, pada 26 Agustus berkurang. Ford Motor melaporkan bahwa penjualan selama September anjlok 34 persen dibandingkan dengan penjualan sebulan sebelumnya. Ford mengatakan anjloknya penjualan itu akibat munculnya masalah keuangan pada konsumen di AS.
Sabtu, 4 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Sebuah badan telah menempatkan dana di sebuah bank untuk diinvestasikan. Hasil dana investasi itu dialokasikan ke 1.000 sekolah, termasuk di antaranya beberapa sekolah swasta. Namun, aliran dana itu telah dihentikan sehubungan dengan kerugian yang muncul akibat krisis keuangan di AS.

Penghentian aliran dana itu telah memaksa sekolah-sekolah tersebut menarik uang sekolah kepada para siswa. Wachovia Bank tadinya diberi tanggung jawab mengelola dana investasi sebesar 9,3 miliar dollar AS oleh sebuah badan bernama Commonfund.

Pada hari Senin (29/9), bank tersebut mengakhiri aliran dana itu. Masalahnya, bank tersebut bangkrut dan dana milik Commonfund tak bisa langsung diberikan. Bank itu harus terlebih dahulu menjual aset-aset yang masih bisa dijual. Hanya sekitar 37 persen dari 9,3 miliar dollar AS yang bisa diberikan langsung.

Commonfund adalah sebuah yayasan yang bermarkas di Wilton, Connecticut, AS. Yayasan itu mengatakan terpaksa menghentikan pendanaan sekolah-sekolah itu karena para donatur juga sudah menghentikan aliran dana ke yayasan tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Keith Luke, Direktur Pelaksana Commonfund.

”Kami tidak lagi memiliki dana untuk melanjutkan pendanaan. Namun, jika kondisi pasar membaik, kami akan melanjutkan aliran dana,” kata Luke.

Laura Fay, jubir Wachovia, mengatakan, keadaan membuat bank terpaksa ditutup.

Sangat mengagetkan

Kolese Assumption di Worcester, Massachusetts, termasuk yang mendapatkan aliran dana itu. ”Benar-benar mengganggu dan sangat mengejutkan,” kata Wakil Direktur Kolese Assumption Christian McCarthy.

Commonfund akhir-akhir mengatakan, volatilitas pasar telah menyebabkan kerugian 15 persen sampai 20 persen dari total dana investasi yang ditanamkan di surat-surat berharga.

Harapan kini tergantung pada kesediaan DPR AS memberi dana talangan kepada perusahaan yang bangkrut. Jika ini terwujud, dana-dana investasi, terutama yang bertujuan sosial, akan mendapatkan kembali dana-dana yang hilang. ”Kami sangat mengharapkan dana talangan itu,” kata Luke.

Namun, jika itu tidak terwujud, ”Kami akan membantu kolese dan sekolah-sekolah itu untuk mendapatkan pembiayaan alternatif. Kami merasa prihatin dan sangat ingin menolong mereka,” kata Luke.

Warga AS kini sedang menjadi korban, termasuk kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah karena penyitaan oleh bank karena tak bisa melanjutkan pembayaran rumah secara mencicil.

Kini juga banyak badan-badan sosial di AS yang sedang berjuang mendapatkan pembiayaan baru untuk menghidupi anak-anak yang ditampung, yang antara lain datang dari keluarga miskin dan gelandangan.

Inilah sisi lain dari krisis keuangan di AS, yang menghancurkan dana-dana investasi serta merugikan para investor, yang selama ini turut berperan memberi sumbangan kepada panti-panti, yayasan-yayasan, dan pekerjaan sosial lainnya. (AFP/AP/MON)

Tidak ada komentar: