Minggu, 05 Oktober 2008

DPR AS Segera Tentukan Sikap


AP Photo / Kompas Images
Gambar dokumentasi tahun 1932 ini memperlihatkan para penganggur antre untuk mendapatkan makanan gratis di depan kantor pemerintahan New York. Mereka menjadi korban dari depresi besar yang berlangsung sejak 1929 hingga akhir 1930-an.
Sabtu, 4 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Washington, Jumat - Tanda-tanda perekonomian AS semakin memburuk sudah semakin jelas di depan mata. Tidak hanya sektor finansial seperti pasar modal dan pasar surat utang atau sektor perumahan yang nilainya terus menurun, jumlah pengangguran pun semakin bertambah banyak.

Lapangan kerja di AS berkurang 159.000 pada September, terendah selama 5,5 tahun. Pertanda bahwa ini semakin membuat ketakutan terjadinya resesi semakin nyata walaupun tingkat pengangguran masih 6,1 persen seperti Agustus lalu.

Laporan tentang tenaga kerja ini akan menekan para anggota DPR AS untuk menyetujui rancangan paket penyelamatan senilai 700 dollar AS. Jumat malam atau Sabtu dini hari (4/10) DPR AS dijadwalkan kembali mengadakan pemungutan suara untuk menentukan nasib rancangan penyelamatan yang sudah direvisi dan disetujui oleh Senat. Firma keuangan Eropa, UBS, merencanakan untuk memangkas 2.000 pegawai unit investasinya di AS dan Inggris karena merugi 40 miliar dollar AS tahun lalu akibat surat utang beragun kredit pemilikan rumah (KPR) yang harganya turun.

”Kita telah melihat data yang memburuk dalam sejarah, tetapi data tenaga kerja itu tampaknya akan mengawali sesuatu yang sangat buruk,” ujar Pierre Ellis, ekonom senior pada Decision Economics di New York. Dia menambahkan, tampaknya bank sentral belum akan menurunkan tingkat suku bunga walaupun khawatir akan inflasi.

Presiden AS George W Bush juga terus menekan para anggota DPR agar mengikuti jejak para pemimpin Senat dan menyetujui paket dana talangan besar-besaran terhadap aset-aset beragun tagihan KPR. Dia memperingatkan bahwa pekerjaan banyak orang tengah berada dalam bahaya.

”Isu ini telah berkembang meluas tidak hanya di New York dan Wall Street. Isu ini memengaruhi orang-orang yang bekerja keras,” ujar Bush pada penampilan ke-14 dalam 15 hari terakhir ini.

Beberapa anggota DPR AS menyatakan mendukung rancangan yang telah direvisi itu. Christopher Shays dari kubu Republik yakin DPR akan meloloskan rencana itu untuk menyelamatkan perekonomian AS. ”Kami akan meloloskan rancangan itu, saya tidak meragukannya,” ujarnya sebelum pemilihan suara.

Beberapa anggota Republik yang empat hari lalu menyatakan ”tidak” terhadap rancangan itu, menurut Shays, akan berbalik menyatakan ”ya” setelah ada revisi.

Talangan pemerintah itu akan memungkinkan kesehatan perusahaan finansial yang merugi karena memegang surat berharga beragun KPR menjadi lebih baik. Kucuran kredit kepada konsumen serta usaha kecil dan menengah juga akan mengalir lebih baik lagi dibandingkan jika perbankan bermasalah. Keberatan anggota DPR adalah kurangnya pengawasan dan penggunaan dana pembayar pajak untuk talangan itu.

Positif

Pasar saham AS dibuka positif menjelang dilakukannya pemungutan suara oleh DPR AS. Wall Street juga menyambut baik transaksi pembelian Wachovia oleh Wells Fargo & Co senilai 15,1 miliar dollar AS. Tercapainya kesepakatan ini berarti pembicaraan pembelian Wachovia oleh Citigroup bisa batal.

”Kesepakatan ini akan memungkinkan Wachovia tetap utuh dan dapat melindungi nilai- nilai perusahaan yang terintegrasi tanpa dukungan pemerintah,” ujar Robert Steel, CEO Wachovia, pada pernyataannya setelah kesepakatan terjadi.

Kegairahan juga terjadi di pasar saham Eropa yang sebagian besar ditutup menguat, Kamis. Bank Sentral Eropa telah memberi sinyal akan segera menurunkan tingkat suku bunga di zona euro di tengah ketidakpastian global ini.

Sebaliknya, pasar Asia sebagian besar ditutup melemah. ”Kalaupun DPR AS menyetujui paket penyelamatan tersebut, masih belum jelas benar apakah tindakan itu akan membuat perbedaan besar,” ujar Direktur Capital Spreads Simon Denham.

Sikap skeptis juga masih melanda banyak orang. Pemenang Nobel Ekonomi Joseph Stiglitz memperingatkan bahwa paket penyelamatan itu tidak akan segera memperbaiki stabilitas ekonomi. ”Itu seperti memberikan transfusi darah kepada orang yang sedang mengalami pendarahan internal,” ujarnya di Austria. (AP/AFP/Reuters/joe)

Tidak ada komentar: